Sabtu, 14 Februari 2009

SUKSES MENGELOLA MASALAH

"Otak sumpek, penuh oleh permasalahan yang banyak, sering kali menjadi lumpuh. Bingung!?*#?"

Dalam dunia ABRI, terdapat sebuah metode yang sangat menarik. Istilahnya, "menggergaji gunung". Jadi, kalau prajurit berlatih perang, kemudian ia harus mendaki gunung, semua prajurit diperintahkan melihat puncak gunung. Lalu, kepada pasukan dikatakan,

"Berani?"

Dan, pasukannya menjawab, "Berani!!!"

Setelah itu mereka dibariskan. "Mari, silakan Anda berjalan dan setelah berjalan, jangan melihat puncak gunung. Tetapi, lihatlah langkah demi langkah. Lihatlah; ada ular, selokan, apapun, dan nanti gunung yang akan didaki menjadi lebih mudah."

Tentunya ini bagus sekali. Daripada dia melihat gunung terus sehingga mengakibatkan keluh kesah: Waduh....tinggi banget!"
Nah dalam metode-metode ABRI, itu salah satunya. Itulah yang dinamakan dengan metode "menggergaji gunung". Jadi, pasukan diajak mendaki gunung, tapi dia dilatih dengan melatih langkah demi langkah. Dalam perjalanan itu, diciptakan lagu agar bersemangat.

Dalam kehidupan kita, masalah memang selalu ada, bertambah dan semakin bertambah jumlahnya. Ketika ditangani per sub akan jauh lebih ringan.

Contoh, seorang sahabat memiliki masalah ketika pembantunya pulang mendadak, padahal kedua suami istri itu bekerja, Mereka bingung, anaknya mau dibagaimanakan? Mau dibawa ke kantor masih bayi, kalau tidak dibawa, masak di rumah sendiri? Tentu tidak mungkin!

Yang tidak kalah ruwet masalah cucian yang menumpuk; kotor, basah, dan belum disetrika. Jadi ada tiga permasalahan. Kalau tidak disubkan masalahnya, yang sangat mungkin terjadi adalah pertengkaran suami & istri. Sebab pulang sama capeknya, membawa problem dari kantornya masing-masing, dengan melihat ada "tiga gunung besar". Pakaian yang belum dicuci, pakaian basah, dan pakaian belum disetrika. Ditambah lagi pakaian yang mau dipakai besok dan belum kering.
Lalu...... gimana nih, ketika kita menghadapi berember-ember pakaian kotor?
Subnya sederhana. Ambillah ember kecil, kemudian cucian pakaian itu per sektor. Misalnya, dua potong-dua potong, nyicillah. Terus, gimana kalau semuanya sudah direndam? Gak apa-apa. Pokoknya, dicicil saja.
Cara seperti itu akan terasa lebih ringan dibandingkan dengan ketika kita sedang mencuci.... dan di depan kita terlihat ember sangat besar penuh cucian, hal itu membuat kita menjadi mual.
Mengapa saat menghadapi masalah, kita menjadi lumpuh? Sebab, ketika otak sumpek, penuh oleh banyak permasalahan, akhirnya menjadi lumpuh. Bingung!
Ada lho, orang yang tidak bekerja dan tidak beraktivitas, tetapi badannya lemas semua? Mengapa? Karena, energinya habis untuk memikirkan hal yang besar. Tetapi tidak ada satupun tindakan diperbuatnya. Hal seperti itulah, yang sangat membahayakan kita. Seharusnya, kita dapat bekerja secara cerdas, bukan hanya kerja keras.
Kita perlu melihat besarnya masalah. Tetapi, agar masalahnya menjadi lebih mudah, sub-subkan dan pilah-pilahlah. Ini bisa dilakukan! Ketika kita punya target besar dan kemudian di sub-subkan, akan menjadi sesuatu yang sangat-sangat ringan.
Jadi marilah kita pilah-pilah permasalahan itu. Sebab kalau tidak dipilah-pilah ongkos yang harus kita bayar kadang jauh lebih besar dari sekedar hitungan nominal.
(Sumber: Buku Hidup untuk Hidup)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar