Kamis, 12 Februari 2009

BUAH SILATURRAHIM

"Barangsiapa yang merasa senang bila dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung hubungan silaturrahim" (Shahih Muslim)
Apakah ini berarti jatah usia manusia bisa nambah dengan silaturrahim? Ternyata bukan demikian. Tetapi keberkahannya.
"Katakanlah ada orang yang usianya 60 tahun, namun dengan rajinnya bersilaturrahim, teguhnya dia menjaga hubungan silaturrahim, maka amalnya diberkahi sebagaimana umur orang yang sudah mencapai 1000 tahun. Semacam diperpadatlah berkah amal hidupnya."
Begitu pula dengan dimudahkan rezeki, selain silaturrahim sebagai jalan pembuka pintu rezeki, dengan silaturrahim kita mendapat rezeki yang lain, yang tanpa sadar dilupakan orang misalnya rezeki sehat, rezeki ketenangan hati, rezeki kebahagiaan karena banyak teman, banyak saudara, banyak ilmu dan sebagainya.
Orang yang rajin bersilaturrahmi tentu tenang hidupnya karena banyak kawan, bahagia, damai dan tidak sempit hati. Ketika bertemu satu masalah jadi punya alternatif-alternatif penyelesaian masalah.
Silaturrahim atau silaturahmi juga merupakan sarana penyejuk jiwa manusia yang efektif. Tanpa silaturrahim sesama manusia akan menjadi mudah marah, hasad, iri, dengki, kibr (sombong) dan satu sama lain berpaling sehingga hilanglah persaudaraan, akhirnya hilanglah kekuatan. Seumpama sapu lidi yang lepas tali pengikatnya, bercerai berai, hingga akhirnya hilang kekuatan menyapunya karena 1 batang lidi tidak akan mampu menyapu selembar kertas sekalipun.
Bagi diri sendiripun silaturrahim dapat memunculkan kebaikan. Tidak mudah stres, banyak ide, tidak mudah putus asa dan bahagia adalah sebagian contoh kebaikan silaturrahim pada jiwa manusia. Sebab orang yang gemar menyendiri, papar seorang psikolog, umumnya akan kuper, lambat mengikuti perkembangan zaman, kaku cara berfikirnya, akhirnya sikap dan perilakunya lama-lama menjadi kaku.
Kekakuan tentu membuat orang tidak betah berhubungan sehingga dia menjadi semakin pasif dan terkucil. Manakala ada kebutuhan mencari pemecahan masalah kemana dia mencari ventilasi jiwa? Tak ada, maka kemudian mungkin terjadi depresi. Terkadang sebagai orang tua pun kita tidak sadar telah banyak mengekang anak-anak kita untuk bergaul dengan teman-temannya karena perasaan khawatir yang berlebihan, takut terjerumus ke dalam pergaulan yang kurang baik. Kekhawatiran memang perlu sebagai benteng untuk mencegah dari hal-hal buruk tetapi kekhawatiran berlebihan sehingga membuat anak merasa terkekang akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Luruskan niat, ketika bergaul tujuannya adalah ibadah, "menyambung tali silaturrahim" dan tentu saja sesuai dengan syar'i. Mudah-mudahan dengan meluruskan niat, keberkahan pun akan kita raih.
Bagaimana kalau kita termasuk orang yang sulit berkomunikasi atau memulai hubungan dengan orang lain? "Jangan menunggu nanti". Kalau perlu sebagai langkah awal paksakan diri dengan mengikuti pengajian seminggu atau sebulan sekali, arisan. Meski awalnya berat tetapi sesungguhnya pertemuan itu mampu mencerahkan jiwa untuk masa-masa sesudahnya.
Banyak keberkahan yang kita raih dari silaturrahim, mengapa harus ditunda-tunda?
(Referensi Ummi No. 05/XX)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar